Apa Itu Volatilitas Tinggi
Contoh volatilitas dalam pasar mata uang
Pasar mata uang juga rentan terhadap volatilitas. Naik-turunnya volatility harga dalam pasangan mata uang bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk perubahan dalam kebijakan moneter, kondisi ekonomi global, atau kejadian geopolitik.
Sebagai contoh, ketika terjadi krisis politik di suatu negara atau ketidakpastian faktor ekonomi dan politik global, nilai tukar mata uang bisa berubah secara drastis dalam waktu singkat, menyebabkan volatilitas yang besar di pasar valuta asing.
Kinerja Perusahaan
Penyebab naik-turunnya harga saham salah satunya berasal dari kinerja dan kegiatan yang dilakukan perusahaan masing-masing. Misalnya peluncuran produk baru mendapat sambutan baik sehingga dapat meningkatkan angka penjualan dan pendapatan perusahaan.
Berita positif mengenai perusahaan dapat menjadi efek domino yang baik, seperti meningkatnya kepercayaan investor untuk membeli saham perusahaan. Peningkatan volume pembelian dapat menaikkan harga saham perusahaan. Hal ini berlaku sebaliknya apabila sewaktu-waktu ada pemberitaan negatif mengenai perusahaan.
Apa perbedaan antara volatilitas dan risiko?
Volatilitas adalah ukuran fluktuasi harga atau pengembalian aset dari waktu ke waktu.
Makin tinggi volatilitas, makin besar perubahan harga yang mungkin terjadi. Risiko, di sisi lain, mengacu pada potensi kerugian atau bahaya yang dihadapi investor.
Risiko melibatkan faktor seperti ketidakpastian ekonomi, perubahan kebijakan, dan kondisi pasar.
Kesimpulan: Mengakrabi Volatilitas Kripto
Volatilitas adalah karakteristik utama pasar mata uang kripto yang — untuk saat ini — tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat. Alih-alih khawatir akan volatilitas, memahami penyebab dan implikasinya dapat membantu individu mengambil keputusan yang tepat dan berpotensi memanfaatkan peluang yang ada.
Melalui riset menyeluruh, manajemen risiko, dan strategi trading yang disiplin, trader dapat mencermati gejolak pasar dan meminimalkan potensi kerugian. Alat analisis teknis dapat membantu memprediksi dan mengelola volatilitas, sementara strategi diversifikasi dan manajemen portofolio dapat mengurangi risiko dan memaksimalkan keuntungan.
Seiring dengan makin berkembangnya pasar kripto, mengakrabi volatilitas menjadi makin penting. Mengikuti informasi, beradaptasi dengan kondisi pasar, dan mempertahankan perspektif jangka panjang dapat membantu trader mengambil keputusan yang tepat.
Semua contoh yang tercantum dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Anda tidak boleh menafsirkan informasi atau materi lainnya sebagai nasihat hukum, perpajakan, investasi, keuangan, keamanan siber, atau nasihat lainnya. Di dalamnya sama sekali tidak terkandung ajakan, rekomendasi, dukungan, atau tawaran dari Crypto.com untuk berinvestasi, membeli, atau menjual koin, token, atau aset kripto lainnya. Keuntungan dari pembelian dan penjualan aset kripto dapat dikenai pajak, termasuk pajak keuntungan modal, di yurisdiksi Anda.
Kinerja masa lalu tidak menjamin atau mencerminkan kinerja masa depan. Nilai aset kripto bisa naik atau turun, Anda juga bisa kehilangan semua atau sebagian besar nilai aset yang Anda beli. Ketika menilai aset kripto, Anda hendaknya melakukan riset dan uji tuntas sendiri untuk membuat penilaian terbaik, sebab setiap pembelian menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya.
Volatillitas merupakan salah satu jenis kata yang mungkin terdengar asing. Khususnya bagi masyarakat awam yang memang tidak pernah mendengar jenis kata tersebut.
Lain halnya dengan mereka yang berkecimpung dalam dunia ekonomi dan keuangan, jenis kata satu ini tentu sangat terdengar familiar. Untuk lebih memahami tentang volatilitas, mari simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Pasar Berjangka: Pengertian, Fungsi dan Pelaku Pasar
Faktor yang mempengaruhi volatilitas
Ada beberapa faktor utama penyebab terjadinya volatilitas sebagai indikator variasi harga suatu aset atau pasar.
Mulai dari faktor ekonomi, geopolitik, hingga psikologis. Beberapa faktor yang mempengaruhi volatilitas adalah sebagai berikut ini!
1. Pertumbuhan ekonomi
Pasar cenderung stabil saat ekonomi tumbuh dengan konsisten.
Namun, ketidakpastian seputar pertumbuhan ekonomi bisa meningkatkan volatilitas, seperti perubahan dalam proyeksi pertumbuhan GDP, data ketenagakerjaan, dan indikator ekonomi lainnya.
Tingkat inflasi yang tinggi bisa mengakibatkan ketidakstabilan harga dan meningkatkan volatilitas, karena investor mencari perlindungan terhadap inflasi yang dapat memengaruhi harga aset.
Kebijakan suku bunga dari bank sentral berpengaruh pada investasi dan pinjaman, sehingga perubahan suku bunga dapat memicu fluktuasi pasar dengan dampak seperti menurunnya minat investor terhadap saham dan obligasi atau sebaliknya.
4. Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan pemerintah dan bank sentral, seperti perubahan suku bunga, stimulus fiskal, atau kebijakan kuantitatif, memiliki dampak signifikan terhadap pasar dan dapat mempengaruhi volatilitas.
1. Ketegangan politik
Konflik antar negara atau ketidakstabilan politik bisa mengguncang pasar dengan menciptakan ketidakpastian terkait kebijakan luar negeri, sengketa wilayah, atau perubahan pemerintahan. Hal ini dapat memicu fluktuasi harga aset.
2. Perang dan konflik
Peristiwa seperti perang atau ketidakstabilan geopolitik dapat memicu volatilitas.
Alasannya, karena investor cenderung mencari perlindungan dan mengalihkan portofolio mereka, yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan.
Gempa bumi, badai, atau pandemi berpotensi tinggi mengganggu pasar.
Hal ini dikarenakan bencana alam dapat menghambat produksi, mengganggu rantai pasokan, serta memengaruhi sentimen investor.
Krisis keuangan global atau regional, seperti yang terjadi pada tahun 2008, bisa menyebabkan fluktuasi tajam di pasar.
Ketidakstabilan sistem keuangan, kebangkrutan perusahaan besar karena kinerja perusahaan yang buruk, atau ketidakpastian faktor ekonomi dan politik dapat memicu volatilitas yang tinggi.
Sentimen investor seperti perasaan khawatir atau optimis bisa mengubah pasar dengan cepat.
Contohnya, saat muncul berita buruk mengenai suatu sektor ekonomi, investor akan cenderung menjual saham, yang pada gilirannya bisa memperkuat volatilitas pasar.
Ternyata, ketidakpastian mengenai masa depan dan instabilitas politik juga memiliki dampak signifikan pada kepercayaan pasar.
Saat pelaku pasar merasa tidak yakin mengenai arah pasar, mereka cenderung mengambil tindakan yang memperkuat volatilitas.
Perubahan dalam sentimen terhadap pemerintahan, kebijakan moneter, atau kondisi global juga mampu mempengaruhi harga aset.
3. Perilaku spekulatif
Perilaku spekulatif para trader dan investor turut memperkuat fluktuasi harga.
Saat terjadi spekulasi besar-besaran, seperti short-selling atau pembelian berlebihan, pasar bisa mengalami perubahan tajam.
Dengan demikian, perilaku spekulatif ini menciptakan volatilitas yang sulit untuk diprediksi.
Faktor-faktor Volatilitas di Balik Aset Kripto
Ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya volatilitas di balik aset kripto, di antaranya sebagai berikut:
Inovasi dan Pengembangan Proyek
Kripto seringkali terkait dengan proyek-proyek inovatif dan pengembangan teknologi blockchain. Pemberitahuan tentang perkembangan proyek atau adopsi teknologi baru dapat menyebabkan lonjakan harga yang cepat.
Pulihnya Musim Dingin 2023/2024
Setelah depegging Terra-LUNA, banyak yang memperkirakan bakal terjadi musim dingin kripto (crypto winter) yang dahsyat dan berkepanjangan. Namun, setahun setelah peristiwa itu, pasar pulih lebih cepat dari yang diperkirakan, ditandai dengan lonjakan volatilitas pada Bitcoin dan altcoin.
Penyebabnya bermacam-macam: Pasar menyaksikan makin tingginya minat investor institusi pada mata uang kripto, belum lagi dorongan besar dari ETF spot Bitcoin yang akhirnya disetujui pemerintah AS. Yang juga meningkat pesat adalah minat umum pada kecerdasan buatan dan token AI. Terakhir, berbagai pengembangan pada jaringan Ethereum, seperti Shanghai Upgrade, agaknya membantu menyelamatkan ruang kripto dari keterpurukan pasar, lebih cepat dari perkiraan.
Perkembangan Regulasi
Perkembangan regulasi juga memengaruhi volatilitas mata uang kripto. Regulasi pemerintah atau perubahan kebijakan dapat memengaruhi cara menggunakan dan memandang mata uang kripto sehingga meningkatkan volatilitas. Contoh terbaru adalah persetujuan bursa spot reksa dana (ETF) Bitcoin di AS, yang menyebabkan masuknya aliran dana miliaran dolar AS ke reksa dana tersebut sehingga terjadi volatilitas harga.
Begitu pula, kemajuan teknologi dan inovasi dalam dunia kripto dapat memicu gejolak pasar akibat reaksi trader terhadap berbagai kemungkinan baru.
Depresiasi Terra-LUNA 2022
Depresiasi (depegging) Terra-LUNA pada 2022 menyebabkan runtuhnya ekosistem Terra yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menimbulkan dampak besar pada pasar kripto. Akibat depegging UST, koin stabil di ekosistem Terra, harga UST dan LUNA turun drastis, bahkan nyaris tidak berharga. Dalam beberapa hari, pasar kripto secara keseluruhan — dari Bitcoin hingga Dogecoin — mengalami penurunan harga yang dramatis.